![]() |
Perpustakaan UII |
Kali ini saya mau cerita sedikit tentang UII, versi 4 bulan jadi warga baru di UII. Kalau pingin tahu gimana seleksi dosen UII, bisa baca di sini.
Universitas Islam Indonesia
Kalau dulu ketika awal kuliah disuruh menyebutkan 3 nama- Universitas Kristen Petra, kampusnya deket rumah
- Universitas Surabaya, beberapa kali lomba di sana
- Universitas Telkom, sering promo ke SMA
"UII merupakan perguruan tinggi nasional tertua di Indonesia". Kata Pak Rektor di penyambutan dosen baru beberapa bulan lalu. Pas denger ya, sempet kaget. Karena ngiranya UGM itu sudah paling tua. Apalagi kalau tahu ternyata UII itu bahkan didirikan sebulan sebelum Indonesia merdeka!
Saya memang masuk UII dengan kondisi belum kenal UII 100%, jadi wajar misal banyak info yang baru saya denger. Belum lama kaget dari pernyataan pertama ternyata masih di lanjut oleh Beliau ".., UII juga beberapa tahun terakhir menjadi perguruan swasta terbaik di Indonesia" Saya lupa "terbaik" versi siapa yang disebut Pak rektor, tapi bagian itu lebih ngagetin lagi.
Kondisi Fisik Kampus
UII memiliki tiga kampus besar, satu kampus terpadu di Jl. Kaliurang km 14, satu di daerah Condong Catur untuk fakultas ekonomi, dan satu lagi di Jl Taman Siswa untuk fakultas hukum.Pas pertama masuk, yang saya rasain pertama kampus UII itu ternyata kecil banget dibanding dengan UGM. Tapi walau kecil, UII tetap rindang dan adem karena di kaki gunung. Gedung-gedungnya juga cukup bagus. Dan saya sama istri sama-sama seneng memuji mushola-mushola UII yang selalu nyaman walau tanpa perlu mewah.
Visi Universitas
Salah satu yang bikin saya takjub dengan UII di awal-awal menjadi dosen ini adalah Visi UII. Tertulisnya, "Terwujudnya UII sebagai rahmatan lil'alamin". Sebuah visi yang berarti UII tidak hanya bertekad menjadi universitas terbaik, tetapi universitas yang memberikan manfaat di segala bidang: keilmuan, nasionalisme, dan Islam. Visi tersebut tidak terlepas dari sosok Prof. KH. Abdoel Kahar Moezakir, pendiri UII, dan dipegang secara turun temurun oleh semua petinggi UII. Saya bahkan ingat kata Pak Rektor, "Seandainya nanti ada rektor yang menjadikan UII ini universitas negeri, berarti dia harus turun dari rektor karena tindakannya sudah tidak lagi sesuai dengan visi UII"Bicara tentang Prof. Kahar Moezakir, di akhir tahun lalu salah satu kegiatan Prajab dosen baru UII adalah berziarah ke makam beliau. Rombongan sekitar 70 an orang dengan 2 bis mengunjungi makam beliau di Boharen, Kotagede. Dan ketika kami berkunjung ke makam beliau, tidak sedikit dari kami yang terharu. Beliau adalah sosok pahlawan nasional, pendiri UII, yang meletakkan visi besarnya di UII, tetapi akam beliau? bahkan bis kami harus parkir cukup jauh untuk mendatangi makam di tengah desa itu. Benar-benar sosok pahlawan seperti di cerita-cerita fiksi.
![]() |
Diambil dari laman resmi UII |
Ke-Islaman
UII tidak mengkotakkan diri terhadap salah satu ormas. Semua bisa diterima, dan diharuskan untuk saling toleran di sini. UII sendiri didirikan oleh beberapa tokoh ormas: NU, Muhammadiyah, Masyumi, dan beberapa lainnya. Tapi, itu bukan berarti UII menjadi kampus yang liberal yang menerima semua pendapat mentah-mentah. UII cukup tegas ketika ada pemikiran yang tidak sesuai dengan syariat Islam, bahkan jika itu berasal dari pemerintah.Ada banyak juga kegiatan UII yang mendukung ke-Islaman ini. Di Informatika setiap dua bulan sekali diadakan pengajian rutin. Pengajian di masjid-masjidnya juga terus ada. Mahasiswa juga wajib ikut ta'lim (sejenis mentoring) dengan dosen selama 2 tahun, dan masih banyak lagi. Ketika adzan sholat, masjid dan mushola akan langsung terisi oleh jama'ah-jamaahnya.
Dengan nuansa Islam yang mendukung, di UII juga akan sangat mudah kita menemui obrolan-obrolan Islami. Tidak perlu takut mengutarakan pendapat seputar Islam, atau berdiskusi seputar permasalahan islam di manapun. Pernah suatu hari, ditengah rapat diskusi muncul cerita tentang kisah Imam Syafi'i. Pernah juga terlibat obrolan di kantin saat makan siang yang membahas perang pemikiran umat Islam saat ini. Bahkan ketika prajab kemarin beberapa pemateri tidak segan untuk menunjuk peserta untuk membaca kitab arab gundul. Tetapi, saya tidak bisa bilang semua orang di UII punya pemikiran Islam yang baik (menurut saya), tetapi dengan lingkungan seperti ini, saya yakin kita bisa saling menjaga sikap, toleransi, dan semoga dari obrolan-obrolan tersebut bisa mendatangkan hikmah.
Oh ya, karena suasana islami juga, beberapa souvenir kegiatan di sini juga bernuansa Islami, saya pernah dapat madu herbal, peci, dan UII juga memberi kitab Tafsir UII 11 jilid setiap untuk setiap dosen barunya.
Kurikulum Informatika 2016
Di Program Studi Informatika, hal menarik lain yang membuat saya kagum adalah kurikulumnya. Butuh waktu untuk memastikan pemahaman kurikulum saya sudah benar. Kurikulum Informatika UII yang dibuat tahun 2016 ini bahkan sangat sesuai dengan anjuran Mendikbud saat ini, yakni menggunakan penjaluran sesuai rencana mahasiswa ke depannya.Mahasiswa informatika UII di tahun keempat diharuskan untuk memilih satu dari sekian lima penjaluran yang disediakan. Jalur ini bukan berdasarkan keilmuan, seperti kampus pada umumnya, tetapi berdasarkan rencana mahasiswa ke depannya:
- Jalur magang untuk mahasiswa yang ingin mendapatkan pengalaman kerja di perusahaan-perusahaan
- Jalur perintisan bisnis untuk yang mau menambah pengalaman dalam membuat start-up
- Jalur kuliah ke luar negeri untuk yang ingin menambah pengalaman berinteraksi dengan orang luar
- Jalur pengabdian masyarakat untuk yang ingin membuat program langsung terjun ke masyarakat
- Jalur penelitian, nah yang ini adalah jalur orang kuliah pada umumnya, membuat skripsi dengan tujuan penelitian. Di jalur ini masih dibagi lagi jadi beberapa peminatan.
Komentar
Posting Komentar
Tinggalkan jejak disini